Senin, 19 Maret 2012

Mesjid Yang Tak Roboh Oleh Bombardir AS dan Gempa Bumi Di Jepang..

Tanjungpinang (FP),(20/3).Kobe Mosque merupakan masjid pertama di Jepang. Masjid ini dibangun tahun 1928 di Nakayamate Dori, Chuo-ku. Kobe berarti gate of God atau gerbang Tuhan.

Tahun 1945, Jepang terlibat perang Dunia Kedua. penyerangan Jepang atas pelabuhan Pearl Harbour di Amerika telah membuat pemerintah Amerika memutuskan untuk menjatuhkan bom atom pertama kali dalam sebuah peperangan.

Dan Jepang pun kalah. Dua kotanya, Nagasaki dan Hiroshima dibom Atom oleh Amerika. Saat itu, kota Kobe juga tidak ketinggalan menerima akibatnya. Boleh dibilang Kobe menjadi rata dengan tanah.

Ketika bangunan di sekitarnya hampir rata dengan tanah, Masjid Muslim Kobe tetap berdiri tegak. Masjid ini hanya mengalami keretakan pada dinding luar dan semua kaca jendelanya pecah. Bagian luar masjid

menjadi agak hitam karena asap serangan bom. Tentara Jepang yang berlindung di basement masjid selamat dari ancaman bom, begitu juga dengan senjata-senjata yang disembunyikannya. Masjid ini kemudian menjadi tempat pengungsian korban perang.

Pemerintah Arab Saudi dan Kuwait menyumbang dana renovasi dalam jumlah yang besar. Kaca-kaca jendela yang pecah diganti dengan kaca-kaca jendela baru yang didatangkan langsung dari Jerman. Sebuah lampu hias baru digantungkan di tengah ruang shalat utama. Sistem pengatur suhu ruangan lalu dipasang di masjid ini.

Sekolah yang hancur akibat perang kembali direnovasi dan beberapa bangunan tambahan pun mulai dibangun. Umat Islam kembali menikmati kegiatan-kegiatan keagamaan mereka di Masjid Muslim Kobe.

Krisis keuangan sering menghampiri kas komite masjid. Pajak bangunan yang tinggi membuat komite masjid harus mengeluarkan cukup banyak biaya dari kasnya. Beruntung, banyak donatur yang siap memberikan uluran tangannya untuk menyelesaikan masalah keuangan pembangunan dan renovasi masjid ini. Donasinya bahkan bisa membuat Masjid Muslim Kobe menjadi semakin berkembang.
Kekokohan Masjid Kobe diuji lagi dengan Gempa Bumi paling dahsyat tahun 1995. Tepatnya pada pukul 05.46 Selasa, 17 Januari 1995. Gempa ini sebenarnya bukan hanya menimpa Kobe saja, tapi juga kawasan sekitarnya seperti South Hyogo, Hyogo-ken Nanbu dan lainnya.

Para ahli menyebutkan bahwa gempa itu disebabkan oleh tiga buah lempeng yang saling bertabrakan, yaitu lempeng Filipina, lempeng Pasifik, dan lempeng Eurasia. Meski hanya berlangsung 20 detik, namun gempa ini memakan korban jiwa sebanyak 6.433 orang, yang sebagian besar merupakan penduduk kota Kobe. Selain itu gempa Kobe juga mengakibatkan kerusakan besar kota seluas 20 km dari pusat gempa.


Gempa bumi besar Hanshin-Awaji merupakan gempa bumi terburuk di Jepang sejak Gempa bumi besar Kanto 1923 yang menelan korban jiwa 140.000 orang. Namun hingga kini masjid Kobe tetap berdiri kokoh dan tegak, seakan tidak tergoyahkan meski didera berbagai bencana. Semoga dakwah Islam di Jepang setegar masjid ini.FP/B6


Mengenal Pola Pikir Bob Sadino

Tak diragukan lagi Bob sadino adalah sosok wira usahawan yang sukses, meski kata-katanya menuai banyak kontroversi dengan mengatakan bahwa pendidikan tidak penting, tidak perlu sekolah, kampus adalah tempatnya bermacam-macam sampah (sampah informasi yang basi maksudnya) bahkan waktu seminar rektor polines dibilang otaknya yang paling penuh sampah.

Tapi dibalik ungkapan kontroversialnya saya menangkap beberapa point sangat berharga yang tentunya juga harus pinter buat filter omongan kakek tua dengan celana pendek itu pastinya saya nggak mau keluar kuliah buat langsung terjun ke bisnis atau wirausaha. Beberapa point penting yang saya tangkap adalah:

Tentang Paradigma...
Melihat paradigma lama yaitu: sekolah setinggi-tingginya, IP tinggi, juara, dapet kerjaan mapan, pensiun. Dan kebanyakan dari kita memang seperti ini, meskipun tidak salah sama sekali kita berfikir demikian. tapi sedikit demi sedikit saya mencoba untuk melepaskan belenggu paradigma lama, meski saya tetap melanjutkan kuliah dengan semampu saya.

Ada Fakta Menarik..
Ada fakta yang sangat menarik di negeri ini:
(I) Ternyata agar sebuah Negara masyarakatnya hidup sejahtera diperlukan 2% dari penduduknya menjadi wirausaha.
(II) diprediksi tahun 2050 baru akan tercapai 5% penduduk Indonesia berwirausaha
(III) dan berdasarkan statistic yang saya dapat saat ini wirausahawan di Indonesia baru mencapai 0,24 % (untuk mencapai 2% kita perlu kira-kira 4 juta orang wirausahawan)
(IV) kondisi Negara lain yaitu Malaysia 3%, singapura 7%, jepang 7%, USA 12%
- Dan dari fakta diatas pikiran goblok saya menangkap sebuah poin : kalau suatu Negara memiliki banyak wirausahawan tentunya semakin banyak tenaga kerja terserap, pengangguran berkurang, dan semakin cepat sirkulasi perputaran uang maka akan berbanding lurus dengan kesejahteraan masyarakat.

Ini adalah kata kunci untuk memulai berwirausaha adalah:
(I) Kecil dan sederhana
Mulai bisnis meski kecil yang penting halal dan tidak melanggar hukum.
(II) Konsisten
Lakukan terus menerus, jangan berhenti, karena kita akan cepat belajar dari kesalahan dan pengalaman.
(III) SEKARANG!!!
Jangan tunda sampai besok, apa yang telah ada dalam bayangan anda lakukan sekarang
(IV) Poin ini adalah tambahan dari saya sendiri yaitu : Kembangkan !
Mengapa kata kembangkan juga menjadi sebuah kata kunci bagi saya, emm.. saya akan memberikan sebuah contoh : misal usaha kecil saya berjualan telur, saya ambil dari peternak saya jual ke warung, saya konsisten dan sudah dilakukan, next pertanyaanya mau sampai kapan saya jualan kayak gitu? Jelas sekali saya butuh berkembang, saya butuh ternak ayam sendiri, kalau bisa saya marketkan langsung tentu profit yang didapat lebih besar, saya buat warung telur, saya sewa pegawai, setelah sistem berjalan tentunya kita bisa kembangkan lagi atau rintis bisnis lain lagi.

Motto Bisnis Nyleneh..
ini adalah kata- kata atau pola pikir si Bob yang unik:
“saya jualan cari rugi” kebanyakan orang akan menganggapnya aneh, tapi yang saya tangkap dari itu adalah sebuah kemenangan hati. 
Maksudnya seperti ini : kita jualan cari untung, pertanyaanya: apakah akan selalu untung?? 
Saya kira nggak selalu untung kan ? Ada kalanya buntung juga. 
Gimana kalo dibalik: saya jualan cari rugi! Pertanyaanya apakah akan selalu rugi? 
Tentu saja akan ada untungnya.
-) intinya kalo jualan kita rugi ya nggak papa, wong emang rugi yang dicari, kita nggak perlu down ato frustasi, dengan begitu tentunya kita bisa konsisten, nah kalo jualan kita pas untung kan seneng banget, yang dicari rugi kok malah untung.. (tak perlu down di segala kondisi – kemenangan hati kita untuk menjaga konsistensi)

“kalo nggak mau sakit hati jangan berharap” maksudnya kita nggak perlu target taun depan setelah bisnis kita harus udah bisa beli jaguar, punya istri artis atau apalah.. kalo target kagak terpenuhi pastinya timbul kekecewaan yang bikin down mental..
Yang penting Just do it, dan biarkan yang kita dapatkan itulah yang kita dapatkan, tidak berorientasi pada hasil, hanya ingin menjalani proses semaksimal mungkin. (Fiska Puriestha B.6)

Minggu, 18 Maret 2012

Legenda REOG PONOROGO dan WAROK

Salah satu ciri khas seni budaya Kabupaten Ponorogo Jawa Timur adalah kesenian Reog Ponorogo. Reog, sering diidentikkan dengan dunia hitam, preman atau jagoan serta tak lepas pula dari dunia mistis dan kekuatan supranatural. Reog mempertontonkan keperkasaan pembarong dalam mengangkat dadak merak seberat sekitar 50 kilogram dengan kekuatan gigitan gigi sepanjang pertunjukan berlangsung. Instrumen pengiringnya, kempul, ketuk, kenong, genggam, ketipung, angklung dan terutama salompret, menyuarakan nada slendro dan pelog yang memunculkan atmosfir mistis, unik, eksotis serta membangkitkan semangat. Satu group Reog biasanya terdiri dari seorang Warok Tua, sejumlah warok muda, pembarong dan penari Bujang Ganong dan Prabu Kelono Suwandono. Jumlah kelompok reog berkisar antara 20 hingga 30-an orang, peran utama berada pada tangan warok dan pembarongnya.


Seorang pembarong, harus memiliki kekuatan ekstra. Dia harus mempunyai kekuatan rahang yang baik, untuk menahan dengan gigitannya beban “Dadak Merak” yakni sebentuk kepala harimau dihiasi ratusan helai bulu-bulu burung merak setinggi dua meter yang beratnya bisa mencapai 50-an kilogram selama masa pertunjukan. Konon kekuatan gaib sering dipakai pembarong untuk menambah kekuatan ekstra ini, salah satunya dengan cara memakai susuk, di leher pembarong. Untuk menjadi pembarong tidak cukup hanya dengan tubuh yang kuat. Seorang pembarong pun harus dilengkapi dengan sesuatu yang disebut kalangan pembarong dengan wahyu yang diyakini para pembarong sebagai sesuatu yang amat penting dalam hidup mereka. Tanpa diberkati wahyu, tarian yang ditampilkan seorang pembarong tidak akan tampak luwes dan enak untuk ditonton. Namun demikian persepsi misitis pembarong kini digeser dan lebih banyak dilakukan dengan pendekatan rasional. Menurut seorang sesepuh Reog, Mbah Wo Kucing “Reog itu nggak perlu ndadi. Kalau ndadi itu ya namanya bukan reog, itu jathilan. Dalam reog, yang perlu kan keindahannya“.


                                                   LEGENDA REOG..


Reog dimanfaatkan sebagai sarana mengumpulkan massa dan merupakan saluran komunikasi yang efektif bagi penguasa pada waktu itu. Ki Ageng Mirah kemudian membuat cerita legendaris mengenai Kerajaan Bantaranangin yang oleh sebagian besar masyarakat Ponorogo dipercaya sebagai sejarah. Adipati Batorokatong yang beragama Islam juga memanfaatkan barongan ini untuk menyebarkan agama Islam. Nama Singa Barongan kemudian diubah menjadi Reog, yang berasal dari kata Riyoqun, yang berarti khusnul khatimah yang bermakna walaupun sepanjang hidupnya bergelimang dosa, namun bila akhirnya sadar dan bertaqwa kepada Allah, maka surga jaminannya. Selanjutnya kesenian reog terus berkembang seiring dengan perkembangan zaman. Kisah reog terus menyadur cerita ciptaan Ki Ageng Mirah yang diteruskan mulut ke mulut, dari generasi ke generasi.

Menurut legenda Reog atau Barongan bermula dari kisah Demang Ki Ageng Kutu Suryonggalan yang ingin menyindir Raja Majapahit, Prabu Brawijaya V. Sang Prabu pada waktu itu sering tidak memenuhi kewajibannya karena terlalu dipengaruhi dan dikendalikan oleh sang permaisuri. Oleh karena itu dibuatlah barongan yang terbuat dari kulit macan gembong (harimau Jawa) yang ditunggangi burung merak. Sang prabu dilambangkan sebagai harimau sedangkan merak yang menungganginya melambangkan sang permaisuri. Selain itu agar sindirannya tersebut aman, Ki Ageng melindunginya dengan pasukan terlatih yang diperkuat dengan jajaran para warok yang sakti mandraguna. Di masa kekuasaan Adipati Batorokatong yang memerintah Ponorogo sekitar 500 tahun lalu, reog mulai berkembang menjadi kesenian rakyat. Pendamping Adipati yang bernama Ki Ageng Mirah menggunakan reog untuk mengembangkan kekuasaannya.

Reog mengacu pada beberapa babad, Salah satunya adalah babad Kelana Sewandana. Babad Klana Sewandana yang konon merupakan pakem asli seni pertunjukan reog. Mirip kisah Bandung Bondowoso dalam legenda Lara Jongrang, Babad Klono Sewondono juga berkisah tentang cinta seorang raja, Sewondono dari Kerajaan Jenggala, yang hampir ditolak oleh Dewi Sanggalangit dari Kerajaan Kediri. Sang putri meminta Sewondono untuk memboyong seluruh isi hutan ke istana sebagai mas kimpoi. Demi memenuhi permintaan sang putri, Sewandono harus mengalahkan penunggu hutan, Singa Barong (dadak merak). Namun hal tersebut tentu saja tidak mudah. Para warok, prajurit, dan patih dari Jenggala pun menjadi korban. Bersenjatakan cemeti pusaka Samandiman, Sewondono turun sendiri ke gelanggang dan mengalahkan Singobarong. Pertunjukan reog digambarkan dengan tarian para prajurit yang tak cuma didominasi para pria tetapi juga wanita, gerak bringasan para warok, serta gagah dan gebyar kostum Sewandana, sang raja pencari cinta.

Versi lain dalam Reog Ponorogo mengambil kisah Panji. Ceritanya berkisar tentang perjalanan Prabu Kelana Sewandana mencari gadis pujaannya, ditemani prajurit berkuda dan patihnya yang setia, Pujangganong. Ketika pilihan sang prabu jatuh pada putri Kediri, Dewi Sanggalangit, sang dewi memberi syarat bahwa ia akan menerima cintanya apabila sang prabu bersedia menciptakan sebuah kesenian baru. Dari situ terciptalah Reog Ponorogo. Huruf-huruf reyog mewakili sebuah huruf depan kata-kata dalam tembang macapat Pocung yang berbunyi: Rasa kidung/ Ingwang sukma adiluhung/ Yang Widhi/ Olah kridaning Gusti/ Gelar gulung kersaning Kang Maha Kuasa. Unsur mistis merupakan kekuatan spiritual yang memberikan nafas pada kesenian Reog Ponorogo
.




Warok
Warok sampai sekarang masih mendapat tempat sebagai sesepuh di masyarakatnya. Kedekatannya dengan dunia spiritual sering membuat seorang warok dimintai nasehatnya atas sebagai pegangan spiritual ataupun ketentraman hidup. Seorang warok konon harus menguasai apa yang disebut Reh Kamusankan Sejati, jalan kemanusiaan yang sejati.


Warok adalah pasukan yang bersandar pada kebenaran dalam pertarungan antara kebaikan dan kejahatan dalam cerita kesenian reog.


 Warok Tua adalah tokoh pengayom, sedangkan Warok Muda adalah warok yang masih dalam taraf menuntut ilmu. Hingga saat ini, Warok dipersepsikan sebagai tokoh yang pemerannya harus memiliki kekuatan gaib tertentu. Bahkan tidak sedikit cerita buruk seputar kehidupan warok. Warok adalah sosok dengan stereotip: memakai kolor, berpakaian hitam-hitam, memiliki kesaktian dan gemblakan.Menurut sesepuh warok, Kasni Gunopati atau yang dikenal Mbah Wo Kucing, warok bukanlah seorang yang takabur karena kekuatan yang dimilikinya. Warok adalah orang yang mempunyai tekad suci, siap memberikan tuntunan dan perlindungan tanpa pamrih. “Warok itu berasal dari kata wewarah. Warok adalah wong kang sugih wewarah. Artinya, seseorang menjadi warok karena mampu memberi petunjuk atau pengajaran kepada orang lain tentang hidup yang baik”.“Warok iku wong kang wus purna saka sakabehing laku, lan wus menep ing rasa” (Warok adalah orang yang sudah sempurna dalam laku hidupnya, dan sampai pada pengendapan batin). (Fiska Puriestha B.6)