Rabu, 06 Juni 2012

Bangunan Yang Dibuat Presiden Soekarno

1. Masjid Istiqlal


Masjid Istiqlal adalah masjid yang terletak di pusat ibukota negara Republik Indonesia, Jakarta. Masjid ini adalah masjid terbesar di Asia Tenggara. Masjid ini diprakarsa Ir. Sukarno di mana pemancangan batu pertama, sebagai tanda dimulainya pembangunan Masjid Istiqlal dilakukan oleh Ir. Soekarno pada tanggal 24 Agustus 1951. Arsitek Masjid Istiqlal adalah Frederich Silaban.
Lokasi masjid ini berada di timur laut lapangan Monumen Nasional (Monas). Bangunan utama masjid ini terdiri dari lima lantai. Masjid ini mempunyai kubah yang diameternya 45 meter. Masjid ini mampu menampung orang hingga lebih dari dua ratus ribu jamaah.
Selain digunakan sebagai aktivitas ibadah umat Islam, masjid ini juga digunakan sebagai kantor Majelis Ulama Indonesia, aktivitas sosial, dan kegiatan umum. Masjid ini juga menjadi salah satu daya tarik wisata yang terkenal di Jakarta. Kebanyakan wisatawan yang berkunjung umumnya wisatawan domestik, dan sebagian wisatawan asing yang beragama Islam. Tidak diketahui apakah umat non-Islam dapat berkunjung ke masjid ini.



                                                                            2. MONAS
Monumen Nasional atau yang populer disingkat dengan Monas atau Tugu Monas adalah monumen peringatan setinggi 132 meter (433 kaki) yang didirikan untuk mengenang perlawanan dan perjuangan rakyat Indonesia untuk merebut kemerdekaan dari pemerintahan kolonial Hindia Belanda. Pembangunan monumen ini dimulai pada tanggal 17 Agustus 1961 di bawah perintah presiden Sukarno, dan dibuka untuk umum pada tanggal 12 Juli 1975.
Tugu ini dimahkotai lidah api yang dilapisi lembaran emas yang melambangkan semangat perjuangan yang menyala-nyala. Monumen Nasional terletak tepat di tengah Lapangan Medan Merdeka, Jakarta Pusat. Monumen dan museum ini dibuka setiap hari mulai pukul 08.00 – 15.00 Waktu Indonesia Barat. Pada hari Senin pekan terakhir setiap bulannya ditutup untuk umum.



3. Patung Dirgantara
Monumen Patung Dirgantara atau lebih dikenal dengan nama Patung Pancoran adalah salah satu monumen patung yang terdapat di Jakarta. Letak monumen ini berada di kawasan Pancoran, Jakarta Selatan. Tepat di depan kompleks perkantoran Wisma Aldiron Dirgantara yang dulunya merupakan Markas Besar TNI Angkatan Udara. Posisinya yang strategis karena merupakan pintu gerbang menuju Jakarta bagi para pendatang yang baru saja mendarat di Bandar Udara Halim Perdanakusuma.
Patung ini dirancang oleh Edhi Sunarso sekitar tahun 1964 – 1965 dengan bantuan dari Keluarga Arca Yogyakarta. Sedangkan proses pengecorannya dilaksanakan oleh Pengecoran Patung Perunggu Artistik Dekoratif Yogyakarta pimpinan I Gardono. Berat patung yang terbuat dari perunggu ini mencapai 11 Ton. Sementara tinggi patung itu sendiri adalah 11 Meter, dan kaki patung mencapai 27 Meter. Proses pembangunannya dilakukan oleh PN Hutama Karya dengan Ir. Sutami sebagai arsitek pelaksana.
Pengerjaannya sempat mengalami keterlambatan karena peristiwa Gerakan 30 September PKI di tahun 1965.
Rancangan patung ini berdasarkan atas permintaan Bung Karno untuk menampilkan keperkasaan bangsa Indonesia di bidang dirgantara. Penekanan dari desain patung tersebut berarti bahwa untuk mencapai keperkasaan, bangsa Indonesia mengandalkan sifat-sifat Jujur, Berani dan Bersemangat



4. Wisma Nusantara
Wisma Nusantara adalah gedung perkantoran setinggi 117 meter dan 30 lantai yang terletak di Bundaran HI, Jakarta, Indonesia. Gedung ini mulai dibangun pada tahun 1964 dan selesai dibangun pada tahun 1967 dan merupakan gedung pencakar langit pertama di Indonesia. Gedung ini berada di dekat Hotel Nikko dan berseberangan dengan Hotel Indonesia.


5. Hotel Indonesia
Hotel Indonesia adalah hotel berbintang pertama yang dibangun di Jakarta, Indonesia. Hotel ini diresmikan pada tanggal 5 Agustus 1962 oleh Presiden RI Pertama, Soekarno untuk menyambut Asian Games IV tahun 1962. Bangunan Hotel Indonesia dirancang oleh arsitek Abel Sorensen dan istrinya, Wendy, asal Amerika Serikat. Menempati lahan seluas 25.082 meter persegi, hotel ini mempunyai slogan A Dramatic Symbol of Free Nations Working Together.
Hotel ini ditetapkan sebagai cagar budaya oleh Pemda DKI dengan dikeluarkannya Surat Keputusan Gubernur DKI Jakarta No. 475 tanggal 29 Maret 1993.



6. Stadion Gelora Bung Karno
Gelanggang Olahraga (Gelora) Bung Karno adalah sebuah kompleks olahraga serbaguna di Senayan, Jakarta, Indonesia. Kompleks olahraga ini dinamai untuk menghormati Soekarno, Presiden pertama Indonesia, yang juga merupakan tokoh yang mencetuskan gagasan pembangunan kompleks olahraga ini.
Dalam rangka de-Soekarnoisasi, pada masa Orde Baru, nama kompleks olahraga ini diubah menjadi Istora Senayan. Setelah bergulirnya gelombang reformasi pada 1998, nama kompleks olahraga ini dikembalikan kepada namanya semula melalui Surat Keputusan Presiden No. 7/2001.[1]. Dengan kapasitas sekitar 100.000 orang, stadion yang mulai dibangun pada pertengahan tahun 1958 dan penyelesaian fase pertama-nya pada kuartal ketiga 1962 ini merupakan salah satu yang terbesar di dunia. Menjelang Piala Asia 2007, dilakukan renovasi pada stadion yang mengurangi kapasitas stadion menjadi 88.083 penonton.
Pembangunannya didanai dengan kredit lunak dari Uni Soviet sebesar 12,5 juta dollar AS yang kepastiannya diperoleh pada 23 Desember 1958.

Karna Bung Karno, Makam Imam Al'Bukhori diperbaiki...

Bismillahirrahmanirrahim

Soekarno meminta pemerintah Uni Soviet agar segera memperbaikinya. Ia bahkan sempat menawarkan agar makam dipindahkan ke Indonesia apabila Uni Soviet tidak mampu merawat dan menjaga makam tersebut. Emas seberat makam Imam Bukhari akan diberikan sebagai gantinya…

SAAT itu. Jumat (25/11), tim ekspedisi tengah melintas Kota Samarkand, Uzbekistan, dalam perjalanan menuju Turkmenistan. Langit sudah gelap.

Kompleks makam Imam Bukhari yang megah terlihat laksana istana raja. Penerangan di sana seadanya karena sudah tidak ada lagi peziarah yang berkunjung.

Imam Bukhari ialah seorang pengumpul hadis sahih Nabi Muhammad SAW. Makamnya terletak di Samarkand, Uzbekistan. Tim Fas-tron Europe-Asia Metro TV Expedition 2011 mendapat kesempatan langka berziarah ke sana, bahkan langsung masuk ke ruang bawah tanah tempat jenazah Imam Bukhari bersemayam. Padahal biasanya para peziarah yang berasal dari berbagai suku bangsa hanya boleh masuk sampai ruang atas kompleks permakaman.

Kompleks serta-merta menjadi terang benderang kala perwakilan ekspedisi menemui pengelola makam dan mengungkapkan bahwa rombongan berasal dari Indonesia dan ingin berziarah.

Tak lama kemudian, Rahmatullo Sultonov, juru kunci makam yang berjilbab, hitam, keluar dari bangunan dan langsung mengarah ke ruang bawah tanah makam Imam Bukhari. Anggota ekspedisi diminta melepaskan sepatu sebelum masuk ruangan yang beralaskan karpet warna hijau tersebut.

Ruangan berdinding batu bata itu mampu menampung sekitar 10 orang, dilengkapi bangku untuk para peziarah. Makam ada di tengah ruang, berselimutkan kain hitam, bertulisan Arab warna kuning. Nuansa begitu khidmat saat berada di sana.

Setelah mengajak anggota tim ekspedisi untuk membaca beberapa surah pendek Alquran, Rahmatulloberkisah, kompleks permakaman Imam Bukhari tidak mungkin seindah dan semegah itu tanpa peran Soekarno, presiden pertama Republik Indonesia.

Ketika Uzbekistan masih termasuk Uni Soviet, Soekarno-dalam sebuah kunjungan kenegaraan ke Uni Soviet pada 1959-pernah meminta petinggi Partai Komunis untuk mencarikan makam orang suci Islam yang sangat terkenal bernama Imam Bukhari.

Setelah tiga hari pencarian, makam Imam Bukhari ditemukan. Soekarno naik kereta dari Moskow ke Samarkand, tempat Bukhari meninggal dunia dan jenazahnya dimakamkan sekitar tahun 870.

“Beliau tiba pada malam hari dan langsung membaca Alquran sampai pagi hari, tidak tidur,” lanjut Rahmatullo seperti diterjemahkan Temur Mirzaev, rekanan Kedutaan Besar Republik Indonesia sekaligusdosen bahasa Indonesia di Institute of Oriental Studies, Tashkent.

Saat ditemukan, makam dalam kondisi tidak terurus. Soekarno meminta pemerintah Uni Soviet agar segera memperbaikinya. Ia bahkan sempat menawarkan agar makam dipindahkan ke Indonesia apabila Uni Soviet tidak mampu merawat dan menjaga makam tersebut. Emas seberat makam Imam Bukhari akan diberikan sebagai gantinya.

“Bangsa Indonesia sangat berjasa bagi keberlangsungan makam Imam Bukhari. Sebenarnya makam sudah tutup untuk pengunjung karena hari sudah malam. Tapi, karena orang Indonesia yang datang, makanya dibukakan,” tutur Temur.

Juru kunci menutup ziarah dengan doa dan suasana pun mendadak hening. Dalam doanya, ia berharap perjalanan tim ekspedisi sukses dan selamat sampai tujuan.

Bung Karno Mencari Makam Imam Bukhori
DI Tashkent tidak ada jalan bernama Bung Karno. Tapi bukan berarti rakyat Uzbekistan ini tidak mengenal presiden pertama Republik Indonesia itu.

Tidak banyak yang tahu kalau Bung Karno adalah penemu makam Imam Al Bukhari, seorang perawi hadist Nabi Muhammad SAW. Begini ceritanya. Tahun 1961 pemimpin tertinggi Partai Komunis Uni Soviet sekaligus penguasa tertinggi Uni Soviet Nikita Sergeyevich Khrushchev mengundang Bung Karno ke Moskow. Kayaknya Khrushchev hendak menunjukkan pada Amerika bahwa Indonesia berdiri di belakang Uni Soviet.

Karena bukan orang lugu, Bung Karno tidak mau begitu saja datang ke Moskow. Bung Karno tahu, kalau Indonesia terjebak, yang paling rugi dan menderita adalah rakyat. Bung Karno tidak mau membawa Indonesia ke dalam situasi yang tidak menguntungkan. Bung Karno juga tidak mau Indonesia dipermainkan oleh negara mana pun.

Bung Karno mengajukan syarat. Kira-kira begini kata Bung Karno, “Saya mau datang ke Moskow dengan satu syarat mutlak yang harus dipenuhi. Tidak boleh tidak.”

Khrushchev balik bertanya, “Apa syarat yang Paduka Presiden ajukan?”

Bung Karno menjawab, “Temukan makam Imam Al Bukhari. Saya sangat ingin menziarahinya.”

Jelas saja Khrushchev terheran-heran. Siapa lagi ini Imam Al Bukhari. Dasar orang Indonesia, ada-ada saja. Mungkin begitu sungutnya dalam hati. Tidak mau membuang waktu, Khrushchev segera memerintahkan pasukan elitnya untuk menemukan makam dimaksud. Entah berapa lama waktu yang dihabiskan anak buah Khrushchev untuk menemukan makam itu, yang jelas hasilnya nihil.

Khrushchev kembali menghubungi Bung Karno. “Maaf Paduka Presiden, kami tidak berhasil menemukan makam orang yang Paduka cari. Apa Anda berkenan mengganti syarat Anda?”

Bung Karno tersenyum sinis. “Kalau tidak ditemukan, ya udah, saya lebih baik tidak usah datang ke negara Anda.”

Kalimat singkat Bung Karno ini membuat kuping Khrushchev panas memerah. Khrushchev balik kanan, memerintahkan orang-orang nomor satunya langsung menangani masalah ini. Nah, akhirnya setelah bolak balik sana sini, serta mengumpulkan informasi dari orang-orang tua Muslim di sekitar Samarkand, anak buah Khrushchev menemukan makam Imam kelahiran Bukhara tahun 810 Masehi itu. Makamnya dalam kondisi rusak tak terawat.

Imam Al Bukhari yang memiliki pengaruh besar bagi umat Islam di Indonesia itu dimakamkan di Samarkand tahun 870 M.

Khrushchev memerintahkan agar makam itu dibersihkan dan dipugar secantik mungkin.

Selesai renovasi, Khrushchev menghubungi Bung Karno kembali. Intinya, misi pencarian makam Imam Al Bukhari berhasil. Sambil tersenyum Bung Karno mengatakan, “Baik, saya datang ke negara Anda.” Setelah dari Moskow, tanggal 12 Juni 1961 Bung Karno tiba di Samarkand. Sehari sebelumnya puluhan ribu orang menyambut kehadiran Pemimpin Besar Revolusi Indonesia ini di Kota Tashkent.

Usut Proyek 'Wah', Kasi Penkum Masih Menunggu Perintah Pimpinan

TANJUNGPINANG - Desakan terhadap pihak penegak hukum khususnya kejaksaan tinggi (Kejati) Kepri untuk mengusut tuntas permasalahan seputar proyek multy years di pulau Dompak semakin gencar belakangan ini. 

Lantas apa tanggapan pihak Kejati dan sudah sejauh mana langkah yang ditempuh Kejati menanggapi desakan tersebut?

Kepada Tribun, Rabu (6/6/2012), Kepala Seksi (Kasi) Penerangan Hukum (Penkum) Kejati Kepri, Bambang Panca, mengatakan saat ini pihaknya sedang mempelajari 'situasi-situasi' seputar permasalahan proyek tahun jamak ini. 

Situasi yang dimaksudkan Bambang adalah informasi-informasi terkait permasalahan proyek tersebut.

Bambang mengaku belum ada tim khusus yang dibentuk oleh Kejati Kepri untuk mengusut permasalahan itu. 

Lagipula Kajati (Elvis Jhoni_red) sendiri pun belum mengeluarkan perintah untuk mengusut proyek di pulau Dompak yang belakangan ini dipertanyakan oleh kebanyakan masyarakat itu.

"Kami tunggu perintah dari pimpinan," tandas Bambang.

Jaksa Masih Pelajari Pembangunan Pulau Dompak

TANJUNGPINANG-Desakan terhadap pihak penegak hukum khususnya kejaksaan tinggi (Kejati) Kepri untuk mengusut tuntas permasalahan seputar proyek multy years di pulau Dompak semakin gencar belakangan ini. Lantas apa tanggapan pihak Kejati dan sudah sejauh mana langkah yang ditempuh Kejati menanggapi desakan tersebut?

Kepada Tribun, Rabu (6/6), kepala seksi (Kasi) Penerangan Hukum (Penkum) Kejati Kepri, Bambang Panca, mengatakan saat ini pihaknya sedang mempelajari 'situasi-situasi' seputar permasalahan proyek tahun jamak ini. Situasi yang dimaksudkan Bambang adalah informasi-informasi terkait permasalahan proyek tersebut.

Bambang mengaku belum ada tim khusus yang dibentuk oleh Kejati Kepri untuk mengusut permasalahan itu. Lagipula Kajati (Elvis Jhoni_red) sendiri pun belum mengeluarkan perintah untuk mengusut proyek di pulau Dompak yang belakangan ini dipertanyakan oleh kebanyakan masyarakat itu.

"Kami tunggu perintah dari pimpinan," tandas Bambang.

Mahasiswa Tagih Janji Sumpah Pocong Anggota Dewan Kepri

TANJUNGPINANG - Tiga anggota Himpunan Mahasiswa Islama (HMI) cabang Tanjungpinang - Bintan kembali menggelar unjuk rasa di depan kantor DPRD Kepri, Rabu (6/6).  

Ketiganya datang untuk menagih janji sumpah pocong dari anggota DPRD Kepri yang diduga 'bermain' dalam anggaran proyek multy years Dompak, seperti yang diutarakan oleh mereka, beberapa hari lalu.

"Kami mau tagih janji kami. Kami mau minta surat pernyataan kesediaan sumpah pocong itu," kata Rio Wanis, sekretaris HMI cabang Tanjungpinang - Bintan saat berorasi.

Kedatangan para mahasiswa ini rupanya sudah dinantikan oleh sejumlah anggota Komisi III DPRD Kepri. Mereka pun langsung menemui Rio dan kedua kawannya dengan maksud membangun diskusi mengenai permasalahan proyek tersebut. 

Namun tawaran ini justru ditolak Rio dengan bersikeras menuntut dikembalikan surat pernyataan kesediaan sumpah pocong oleh anggota dewan.

"Saya beragama Islam. Dan saya sendiri tak mau sumpah pocong. Karena dalam Islam tidak ada sumpah pocong," kata Joko Nugroho, ketua Komisi III DPRD Kepri.

Kompol Nur Santiko Jabat Wakaporel Tanjungpinang

TANJUNGPINANG - AKP Marion resmi menjabat Kasat Reskrim mengantikan AKP Suhardi Heri Haryanto SIk, Rabu (6/6) setelah dilantik oleh Kapolres AKBP Suhendri SHSIk bersama beberapa pejabat lainya pada upacara yang dilaksanakan di lapangan Mapolres Jalan A Yani.
 
AKP Suhardi Heri Haryanto selanjutnya menjabat Kasat Polair Polres Tanjungpinang mengantikan AKP Rusdwiantoro yang selanjutnya bertugas di Mapolda Kepri. 

Pejabat lain yang dilantik adalah AKP Renan menjadi Kasat Sabhara mengantikan AKP Edwar Palis yang selanjutnya bertugas di Mapolda Kepri. AKP Renan sebelumnya pernah menjabat Kapolsek Bukit Bestari dan Kapolsek Gunung Kijang.
 
Dijajaran Kapolsek, Suhendri melantik Kompol Budi Rayadi menjadi Kapolsek Bukit Bestari, mengantikan Kompol Ary Baroto SIk dan melantik AKP Leksan Ariyanto mengantikan AKP Yuddy Sukmayadi sebagai kapolsek Tanjungpinang Barat. AKP Yuddy, saat ini mengikuti pendidikan Sekolah Lanjutan Perwira.
 
Dalam gerbong mutasi kali ini, Wakil Kepala Polres yang sebelumnya dijabat oleh Kompol Berliando SIk, diserahkan kepada Kompol Nur Santiko SIk. Nur Santiko ibarat pulang kampong, pasalnya Nur Santiko pernah menjabat Kasat Reskrim di Polres Tanjungpinang.

 “ Pergantian ini merupakan hal biasa sebagai renegerasi dan penyegaran di tubuh Polri,” ujar Suhendri. 

Dia mengharapkan para pejabat baru untuk segera menyesuaikan diri dan berterima kasih kepada para pejabat yang lama.

Turun Pesawat Piala Adipura Tanjungpinang Langsung di Arak

TANJUNGPINANG - Piala ini menjadi piala kesembilan yang berhasil diraih masyarakat Tanjungpinang. Pertama kali pada 1990 saat masih berstatus Kota Administratif, yang dipimpin oleh HM Sani. 

Selanjutnya delapan piala yang lain, diraih saat kepemimpinan Tatik. Berhasil diraihnya piala itu juga tak lepas dari kerja keras pada petugas kebersihan.

 
Seperti biasanya, tahun ini 295 petugas kebersihan juga akan menerima bonus yang besarnya Rp 850 ribu per orang. Beberapa petugas kebersihan sedikit kecewa, karena bonus baru akan diberikan Senin mendatang.
 
Seperti dua orang ibu-ibu yang sudah memiliki rencana tersendiri dengan bonus tersebut. Uang tersebut rencananya untuk biaya anak sekolah. 
Pasukan kuning dengan konvoi keliling kota. Mereka juga mengabadikan kebahagiaan tersebut, dengan berfoto bersama piala Adipura. Yang lain juga berjoget bersama Sekda, Tengku Dahlan diiringi lagu yang dinyanyikan Tatik bersama Ketua DPRD Kota Tanjungpinang, Suparno.