Jumat, 01 Juni 2012

Penyatuan Zona Waktu Picu Pertumbuhan Ekonomi Kepri

TANJUNGPINANG - Anggota Komisi II DPRD Provinsi Kepulauan Riau, Rudi Chua menilai penyatuan zona waktu di Indonesia menjadi "Greenwich Mean Time/GMT+8 atau Waktu Indonesia Tengah semakin memicu pertumbuhan ekonomi daerah setempat yang berbatasan dengan Singapura dan Malaysia.

Penyatuan zona waktu itu, juga makin menambah kemudahan bagi masyarakat Kepulauan Riau (Kepri) yang selama ini sudah mengakomodir waktu Singapura atau Malaysia yang lebih dulu satu jam, kata Rudi Chua di Tanjungpinang, Kamis.

"Dari segi bisnis dan perekonomian, Kepri diuntungkan dengan penggabungan zona waktu menjadi WITA, karena tidak ada lagi perbedaan waktu dengan Singapura dan Malaysia yang diharapkan meningkatkan produktivitas bisnis dan perdagangan untuk peningkatan pertumbuhan ekonomi," katanya.

Masyarakat Kepri juga akan sangat mudah menyesuaikan waktu untuk bekerja atau bisnis, karena selama ini dengan perbedaan waktu satu jam sudah membuang waktu saat melakukan perjalanan ke Singapura atau Malaysia.

Jika dipandang dari sudut perekonomian, penggabungan zona waktu itu cukup mendesak untuk dilakukan, sesuai dengan apa yang dikemukakan para ahli dan juga pemerintah.

Namun jika dilihat dari aspek sosial budaya kemasyarakatan, menurut dia mungkin tidak terlalu mendesak karena akan sangat berpengaruh terutama dalam hal kebiasaan sosial kultural.

Dalam hal ini yang terpenting adalah sosialisasi kepada masyarakat, katanya.

Rudi mengatakan, masyarakat Kepri tidak akan kaget dan mempermasalahkan penyatuan waktu menjadi WITA atau GMT+8 itu, karena selama ini sudah terbiasa menyesuaikan untuk keperluan bisnis maupun menyaksikan siaran televisi atau berlibur ke negara tetangga itu.

Hampir di setiap hotel dan sejumlah pusat perdagangan di Kepri, juga terpajang jam yang menunjukkan waktu Singapura.

"Secara kultural dan geografis Kepri yang berbatasan dengan Singapura dan Malaysia tidak akan kaget dengan penyatuan zona waktu itu dibanding dengan daerah Indonesia bagian barat lainnya, namun saat ini masih menjadi tanda tanya apakah pemerintah serius dengan penyatuan waktu itu," katanya.

Walaupun Kepri diuntungkan dengan penyatuan waktu itu, namun ada beberapa hal yang harus menjadi perhatian bersama oleh pemerintah terutama dalam hal keamanan.

Ia mencontohkan, jika anak-anak masuk sekolah di wilayah barat  pukul 07.00 WITA, tentu hari masih gelap dan mereka juga harus berangkat sekolah dari rumah dalam keadaan gelap sekitar pukul 05.00 WIB atau pukul 06.00 WITA.

Ia berharap itu menjadi salah satu pemikiran, agar masalah sosial budaya dan keamanan juga menjadi pertimbangan.

Menteri Koordinator Perekonomian Hatta Rajasa sebelumnya mengatakan bahwa pemerintah sedang mematangkan rencana penyatuan zona waktu di Indonesia.

"(Tujuannya) sangat positif karena dapat menghemat triliunan rupiah selain meningkatkan kinerja," kata Hatta di sela-sela peringatan hari ulang tahun Pelajar Islam Indonesia ke-65 di Jakarta, Senin (28/5).

Penyatuan zona waktu itu, menurut Menko Perekonomian, dapat mengintensifkan komunikasi antara kawasan Indonesia Timur dengan Indonesia Barat.

Hatta belum bisa memastikan apakah satu zona waktu akan ditetapkan pada 28 Oktober 2012.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar