Tanjungpinang (5/4) Memanfaatkan sampah atau limbah industri yang telah dibuang menjadi usaha kerajinan menjadi salah satu cara untuk membiayai kebutuhan keluarga sehari-hari. Seperti yang ditekuni oleh Ibu Saripah sebagai pengrajin kain perca. Ibu Saripah tinggal dirumahnya bersama seorang suami dan lima orang anaknya di Jalan Kijang Lama Gang Anjasmara I.
Ibu Saripah mulai menekuni usaha ini sejak tahun 2004 yang berawal dari usaha pribadi berskala kecil-kecilan hingga sekarang menjadi usaha berkembang. Usaha ini cukup membantu Ibu Saripah untuk membiayai kebutuhan keluarga dan disamping itu ia membantu sang suami yang bekerja di salah satu PT di Tanjungpinang. Penghasilannya juga ia gunakan untuk membiayai kuliah dua anaknya yang sedang menyusun skripsi disalah satu perguruan tinggi negeri di Tanjungpinang
Selama bekerja menjadi pengrajin kain perca banyak hambatan yang Ibu Saripah rasakan mulai dari keterbatasan bahan baku dari salah satu PT busana di Tanjungpinang. ’Seandainya PT di Lobam tidak tutup mungkin usaha saya tidak terhambat,karna sebagian besar bahan mentah saya ambil disana sekarang saya harus mencari stok kain agar usaha terus berjalan’,ujar Ibu Saripah. Belum lagi ketika sedang memproduksi suplai listrik tiba-tiba padam sehingga pekerjaannya terpaksa ditunda. Bahan-bahan yang Ibu Saripah gunakan berasal dari limbah industri,karena limbah itu walaupun memiliki karya seni juga mampu menghasilkan pundi-pundi uang untuk dirinya. Mulai dari membuat kain majun (kain lap) untuk dikirim kebengkel-bengkel otomotif,hingga dipasarkan ke PT-PT dipulau Batam.
Ibu Saripah membeli bahan mentah dari industri dengan hitungan 1000,-perkilonya,setelah diproduksi kembali menjadi bahan jadi Ibu Saripah menjualnya dengan harga 4000,- perkilonya. Hasil produksinya pun dibagi lagi dengan pekerja yang bertugas memilih dan menyusun kain yang akan dijahit kembali. Ibu Saripah tidak memasarkan sendiri melainkan ada oranglain yang mengambil hasil produksinya kemudian memasarkannya.
‘Saya berharap agar pabrik-pabrik yang memproduksi bahan-bahan busana tidak banyak yang tutup, karena dari pabrik-pabrik itulah saya mendapatkan bahan-bahan limbah untuk usaha saya,”ujar Ibu Saripah disela-sela kesibukannya.(FP/B6)